Laman

Sabtu, 23 Januari 2010







FOTO FOTO GOKIL COYYYYYYYYYY


Kami Bertiga,Kamu Bertiga
(A. de Mello,SJ.Burung Berkicau.CLC)




Ketika kapal seorang Uskup berlabuh untuk satu hari di sebuah pulau yang terpencil, ia bermaksud menggunakan hari itu sebaik-sebaiknya. Ia berjalan-jalan menyusur pantai dan menjumpai tiga orang nelayan sedang memperbaiki pukat. Dalam bahasa inggris pasaran mereka menerangkan, bahwa berabad-abad sebelumnya penduduk pulau itu telah dibabtis oleh para misionaris.

“Kami orang Kristen…. “, kata mereka sambil dengan bangga menunjuk dada.
Uskup amat terkesan .apakah mereka tahu doa Bapa kami? Ternyata mereka belum pernah mendengarnya. Uskup terkejut sekali. Bagaimana orang orang ini dapat menyebut diri mereka Kristen, kalau mereka tidak mengenal sesuatu yang begitu dasariah seperti doa Bapa kami?

”Lantas ,apa yang kamu ucapkan bila berdoia?”

“Kami memandang ke langit .Kami berdoa: “Kami bertiga,kamu bertiga,kasihanilah kami.”

Uskup heran akan doa mereka yang primitif dan jelas bersifat bidaah. Maka sepanjang hari ia mengajar mereka b erdoa Bapa kami. Nelayan nelayan itu sulit sekali menghafal,tetapi mereka berusaha sebisa-bisanya. Sebelum berangkat lagi pada pagi hari berikutnya, Uskup merasa puas. Sebab, mereka dapat mengucapkan doa Bapa Kami dengan lengkap tanpa satu kesalahan pun.

Beberapa bulan kemudian, kapal Uskup kebetulan melewati kepulauan itu lagi. Uskup mondar-mandir di geladak sambil berdoa malam. Dengan rasa senang ia mengenang bahwa di salah satu pulau yang terpencil itu ada tiga orang yang mau berdoa Bapakami dengan lengkap berkat usahanya yang penuh kesabaran. Sedang ia termenung, secara kebetulan ia melihat seberkas cahaya di arah Timur. Cahaya itu bergerak mendekati kapal. Sambil memandang keheran-heranan, Uskup melihat tiga sosok tubuh manusia berjalan di atas air, menuju ke kapal. Kapten kapal menghentikan kapalnya dan semua pelaut berjejal-jejal di pinggir geladak untuk melihat pemandangan ajaib ini.

Ketika mereka sudah dekat,barulah Uskup mengenali tiga sahabatnya,para nelayan dulu.
“Bapak Uskup…….!” seru mereka.
“Kami sangat senang bertemu dengan Bapak lagi. Kami dengar kapal Bapak melewati pulau kami, maka cepat-cepat kami datang.”

“Apa yang kamu inginkan?” tanya Uskup tercengang-cengang.
“Bapak Uskup”,jawab mereka,
“kami sungguh-sungguh amat menyesal.Kami lupa akan doa yang bagus itu. Kami berkata: Bapa kami yang ada di surga,dimuliakanlah namaMu; daatanglah kerajaanMu……….lantas kami lupa.Ajarilah kami sekali lagi seluruh doa itu!”
Uskup merasa rendah diri : “Sudahlah , pulang saja, saudara-saudaraku yang baik, dan setiapkali kamu berdoa,katakanlah saja : Kami bertiga,kamu bertiga,kasihanilah kami.”

Apakah Hati Tercampak

Nama-Mu kami tulis di langit malam

Semarak kembang api seharga 5 juta

Ratusan ribu tangan terlipat dan bibir mengucapkan pinta:

“Dtanglah Kerajaan-u”

Warna-warni bersinar gemilang

Ribuan remaja memajang lukisan

tentang Kerajaan-Mu, Bapa.

Tentang cinta-Mu, Yesus.

Aneh,

Salib-Mu bukan lagi kayu berdarah

Tapi baja putih bertakhta lampu

Menyala mewah berkilau megah

Seharga 17 juta.

Cuma,

Nyeri menusuk sebuah Tanya:

Adakah hati tercampak

Pada jelata melata di Lumpur kemiskinan

Pada Nis,Nur,Jam,dan Sri

Gadis-gadis buruh penjual tenaga

Hanya untuk tiga ratus perak sehari.

Betapa hatiku tidak menangis

Di malam dingin Tomohon gerimis

Melihat kekayaan terbuang begitu gampang

hanya untuk sedetik

selera kepuasan diri

pada bangsa fana yang sia-sia

Apakah ini pralambang

Kerajaan-Mu datang?